Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Inilah Jenis Kemampuan Bertahan dalam Menghadapi Krisis

 Ada pepatah jepang “Nana korobi, ya oki” yang artinya “Jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali”. Itu berarti memilih untuk tidak pernah putus asa, dan selalu berusaha untuk lebih baik. Dunia saat ini sedang berubah, dengan adanya pandemic Covid-19, pola hidup masyarakat menjadi berubah; Tidak dapat bertemu muka - bekerja di rumah Tidak dapat makan di restoran/cafĂ©/tempat umum – makanan di bawa pulang. Tidak dapat masuk mall/pusat perbelanjaan/toko – pembelian online.  Akibatnya, untuk usaha-usaha dengan konsep restoran, toko di mall banyak yang mengalami kerugian dan harus tutup atau mengurangi karyawannya. Namun, ada juga perusahaan dan pengusaha yang berusaha untuk bertahan dan membuat strategi-strategi baru dalam menghadapi perubahan ini. Kemampuan bertahan ini dinamakan resilience yaitu; kemampuan untuk pulih dan bangkit kembali dari kesulitan dan penderitaan, merasa lebih kuat dan lebih mampu untuk mengatasi dari sebelumnya. Menurut Katie Hurley* ada 4 type dari resilience, y

4 Strategi Untuk Menjaga Motivasi Diri

Untuk orang-orang yang sedang semangat dan mempunyai motivasi tinggi. Mereka sudah sangat terbiasa menetapkan goals/tujuan setiap hari. Goals ini termasuk; membaca buku, olahraga, menuliskan goals harian, dan lainnya. Menarik sekali mengetahui, bahwa faktanya, semua itu memiliki tantangan sendiri-sendiri. Beberapa orang bertahan 3-4 hari, setelah itu, datang rasa malas, terlewat 1-2 hari. Ada yang baru 2 hari melakukan goals, pada hari ketiga sudah tidak lagi. Bagaimana untuk tetap selalu termotivasi? Inilah strategy yang diberikan oleh Dr. Todd DeWett, pakar yang dicari secara internasional, pembicara TEDx empat kali, dan telah dikutip di TIME, New York Times, Bloomberg Businessweek, Forbes, CNN, dan banyak outlet lainnya (lihat: https://www.drdewett.com/ ) 1.   Buat goals yang pasti tercapai/ringan. Goals yang terlalu tinggi/sulit akan menghilangkan motivasi diri. Seperti para pelari marathon, sebelum bisa berlari sejauh 42 km tanpa henti, mereka akan memulai dari 1 km berlari