Langsung ke konten utama

Menguatkan Diri


Wew, saya mau menuliskan mengenai bagaimana saya menguatkan diri saya. Tentunya perlu diawali dengan menguatkan dari apa? Nah, untuk menuliskan hal-hal yang melemahkan saya ini pun, ternyata saya masih dibatasi oleh ketakutan atas persepsi yang mungkin ada dari yang membacanya.

Ya, akhirnya, karena ini mengenai saya, maka berikut hal-hal yang melemahkan saya:
Kesal karena saya tidak mencapai goal-goal saya; menabung, menurunkan berat, kerja produktif dan mendapatkan tambahan income.

  • Lelah dengan perasaan negatif yang saya rasakan; tekanan dari keluarga, dijauhi keluarga dan perasaan salah karena menganggap keluarga adalah pelarian jika bermasalah.
  • Kecewa dengan kualitas kerja secara profesional, karena saya berpikir bahwa saya memiliki kemampuan diri untuk menghasilkan kualitas yang jauh lebih baik dari saat ini.
  • Yang dituliskan itu adalah hasil meringkas setelah berpikir hampir satu minggu. Selanjutnya, apa yang saya lakukan untuk menguatkan diri. Nah! Menguatkan diri ini sangat penting buat saya!

Jadi yang saya lakukan adalah:

  1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setidaknya, saya diberikan kesempatan untuk hidup di hari ini, memiliki pekerjaan yang bisa saya kembangkan dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri saya.
  2. Mengingat Pencapaian Masa Lalu. Saya mengingat apa saja pencapaian yang pernah saya alami. Saya pernah berhasil menabung cukup banyak, saya pernah mencapai berat badan yang saya inginkan, saya pernah dikondisi terbaik dan dipromosi karena pencapaian saya.
  3. Setidaknya, kalau saya pernah bisa, saya akan bisa mencapai hal-hal itu kembali,
  4. Membaca Buku. Buku Get Smart! Brian Tracy dan Cara Cepat Melatih Kebiasaan Positif Sehari-hari dari Marc Reklau menjadi pedoman saya saat ini. Masih ada buku-buku lain, tetapi saya terinspirasi dengan kata-kata, bahwa apa yang dibaca perlu dilakukan. Hal ini yang sedang saya usahakan.
  5. Mendekatkan diri dengan pasangan dan anak-anak. Saya beruntung sekali memiliki pasangan yang selalu bisa memberikan pandangan yang berbeda. Saya melihat banyak hal-hal positif yang ternyata saya tidak pikirkan sebelumnya. Saya sangat bangga dengan anak-anak saya yang berhasil beradaptasi dan berkembang dengan baik karena saya selalu mengkomunikasikan hal-hal baik kepada mereka. Bagaimana dengan tekanan dari keluarga dan dijauhi oleh keluarga? Ya saya hanya menyederhanakan pikiran saya saja; mungkin mereka bukan keluarga saya sebenarnya. Karena buat saya; keluarga adalah orang-orang yang sangat perhatian dan selalu memberikan dukungan kepada saya.

Pertanyaan selanjutanya, apakah saya menjadi lebih kuat? Ya, masih proses. Yang pasti, saya membuat goal-goal kecil seperti selalu lari pagi setiap hari. Ya, SETIAP HARI, saya mengusahakan keluar rumah dan lari, hari ini sudah menjadi hari kesepuluh dari 100 hari lari tanpa henti yang saya rencanakan.

Saya yakin, pasti saya akan menghadapi tantangan baru dimasa depan. Dan saya yakin juga bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluar bagi saya, selama saya masih diberikan kesempatah hidup di hari esok.

Pasti Bermanfaat! Chase Excellence, Always!

Salam,
Jufiandi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Utama Kehidupan Bahagia: Harapan Rendah dan Bersikap Stoik

Aturan utama kehidupan bahagia adalah harapan rendah. Jika Anda punya harapan tidak realistis, Anda akan merana sepanjang hidup. Anda sebaiknya punya harapan yang masuk akal Dan menerima hasil-hasil dalam hidup, baik Dan buruk, sebagaimana adanya dengan bersikap stoik. Charlie Munger, 98 tahun.    Kehidupan bahagia sering kali dianggap sebagai tujuan utama setiap individu dan secara umum, kita merasa bahagia jika mengalami hal-hal berikut:  1. Kebebasan Financial. 2. Kesehatan. 3. Hubungan yang sehat. 4. Keseimbangan hidup. 5. Ketenangan batin. Kebahagiaan tersebut bisa dicapai jika:  - Kita memiliki harapan yang masuk akal dan menerima segala hasil dalam hidup, baik itu baik maupun buruk, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.  - Sebaiknya, harapan yang tidak realistis hanya akan membawa penderitaan sepanjang hidup. T Tentunya untuk mencapai kebahagiaan tersebut wajib untuk diusahakan , sebagai contoh adalah: 1. Kebebasan Finansial: membu...

2 Cara Meningkatkan Manajemen Waktu untuk Mengembangkan Diri

Merasa sudah pakai to-do list, pasang reminder, tapi tetap aja hari terasa sibuk tanpa hasil? Mungkin yang kamu butuhkan bukan teknik baru—tapi kesadaran diri dan refleksi. Manajemen waktu sering diasosiasikan dengan alat bantu seperti to-do list, aplikasi produktivitas, atau teknik seperti Pomodoro. Namun, satu aspek yang sering diabaikan—padahal sangat fundamental—adalah self-awareness (kesadaran diri) dan refleksi diri. Tanpa dua hal ini, strategi dan alat terbaik sekalipun akan sulit memberikan hasil optimal.   Mengelola waktu bukan sekadar soal mengisi agenda, tapi tentang mengenal diri sendiri: apa yang penting bagimu, kapan kamu paling produktif, serta apa saja kebiasaan yang justru menyabotase waktumu.   1)       Mengenal Diri untuk Mengelola Waktu (Self-awareness). Self-awareness adalah kemampuan untuk memahami pola pikir, emosi, dan kebiasaan diri sendiri. Dalam konteks manajemen waktu, ini berarti kamu sadar: Kapan kamu palin...

Hadapi Masalahmu! Mengatasi Masalah dengan Bijaksana

Saya suka kesal kalau mengalami resah karena ada masalah yang datang, pastinya, masalah bisa datang kapan saja dalam kehidupan sehari-hari. Dan masalah ini sangat bervariasi, bisa masalah di kantor terkait kurangnya komunikasi, masalah dengan keluarga terkait kesal dengan salah satu keluarga jauh, atau masalah keuangan mengenai pengeluaran yang dirasa tidak perlu. Yang bikin kesal sebenarnya perasaan resahnya, karena ternyata masalah ini datang tidak terduga, dan mengganggu pikiran. Ya, lalu mau bagaimana lagi? Akhirnya, masalah ini perlu dihadapi. Saya memiliki 5 teknik dalam menghadapi masalah ini: 1. Terapkan Go – No Go untuk masalah tersebut. Menurut saya, penerapan ini adalah bagian dari bersikap realistis terhadap masalah tersebut. Sebagai contoh:           - M asalah dengan saudara, misal perselisihan pendapat. Apakah perlu diselesaikan? Apakah bisa dibicarakan dulu? Apakah bisa dilupakan saja?           Untuk ha...