Yang bikin kesal sebenarnya perasaan resahnya, karena
ternyata masalah ini datang tidak terduga, dan mengganggu pikiran.
Ya, lalu mau bagaimana lagi? Akhirnya, masalah ini perlu
dihadapi. Saya memiliki 5 teknik dalam menghadapi masalah ini:
1. Terapkan Go – No Go untuk masalah tersebut. Menurut saya, penerapan ini adalah bagian dari bersikap realistis terhadap masalah tersebut. Sebagai contoh:
- Masalah dengan saudara, misal perselisihan pendapat. Apakah perlu diselesaikan? Apakah bisa dibicarakan dulu? Apakah bisa dilupakan saja?
Untuk hal ini, pastinya akan perlu diselesaikan, karena ini adalah saudara sendiri. Jadi untuk masalah ini, Go untuk dilanjutkan dan dipikirkan penyelesaiannya.
- Masalah dengan pekerjaan, misal mengenai perasaan gaji tidak sesuai. Apakah bisa diselesaikan? Apakah bisa dibicarakan dulu?
Jika setelah dibicarakan dengan atasan
ternyata bahwa Perusahaan sudah mempunyai standar gaji tertentu, dan solusinya
adalah pindah kerja, maka, masalah ini adalah No Go. Saya akan terima dulu
masalah ini sambil mencari pekerjaan baru.
2. Identifikasi masalah dengan jelas. Saya memilah identifikasi masalah menjadi masalah internal atau external. Contoh sebagai berikut:
- Masalah internal: dengan adanya masalah ini, apakah saya bisa menyelesaikan dengan mengubah pemikiran, response, atau kata-kata saya? Contohnya seperti: jika saya kesal dengan saudara saya karena dia mempunyai konsep yang berbeda, jika saya terima konsep tersebut, apakah ini hanya ego pribadi atau ada efek lain yang lebih parah? Misal, keuangan jadi jelek, atau membuat diri sakit. Jika hanya ego saja, maka perlu diperbaiki ego saya ini.
- Masalah external: dengan adanya masalah ini, apakah perlu pihak lain untuk menyelesaikan? Contohnya seperti: jika saya kesal dengan saudara saya untuk mengurus hal tertentu, apakah perlu pihak luar, agen atau teman untuk menyelesaikannya? Jika ya, maka akan difokuskan untuk koordinasi dan komunikasi dengan pihak tersebut.
3. Pikirkan solusinya. Dengan melakukan
identifikasi masalah, kita sebenarnya bisa memperkirakan Solusi yang
diperlukan. Dari perkiraan Solusi tersebut, agar dianalisa dan diperkirakan solusi
yang dapat benar-benar menyelesaikan masalah. Minimal ada 2 alternatif Solusi yang
saya pikirkan – ini maksimal ya. Karena kalau memikirkan terlalu alternatif Solusi,
akan bikin pusing 😊.
4. Komunikasi untuk solusi yang ada. Ini menjadi
tantangan baru buat saya, karena komunikasi termasuk meyakinkan diri sendiri
dan pihak lain mengenai solusi yang ada. Biasanya, akan ada diskusi dan
argumentasi dalam solusi ini. Tentunya, akan ada tantangan dan masalah baru. Saya
juga terbuka dengan komunikasi terbuka, artinya, jika ternyata ada masalah baru
dalam komunikasi ini, ya perlu dipikirkan juga penyelesaiannya, dan bisa saja
komunikasinya jadi tertunda.
5. Selesaikan. Tindak lanjuti hasil dari komunikasi
awal untuk penyelesaian, lalu, mulai lagi dari point 1 seterusnya, sampai
keresahan hilang, dan masalah bisa diselesaikan untuk saya.
Untuk saya, perlunya segera
penyelesaian masalah adalah untuk menghindari keresahan karena masalah yang
tidak selesai tersebut.
Hadapi masalahnya, atau
tinggalkan/lupakan karena memang tidak akan selesai, ini menjadi strategi saya
untuk tidak resah, dan saya bisa dengan senang dan tenang menghadapi hari-hari
saya.
Pada akhirnya, menghadapi
masalah adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Pastikan masalah tersebut
bernilai dan menjadikan kita manusia yang lebih baik, manusia yang bertumbuh
dan berkembang. Dan satu lagi, bahwa ini adalah bagian dari menjaga kesehatan mental
untuk diri sendiri yang bisa menghindari stress berkelanjutan.
Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar