Langsung ke konten utama

Bangkit dari merasa gagal – refleksi diri

Quote: “You or nobody, ain't never gonna hit as hard as life. But it ain't about how hard you hit, it's about how hard you can get hit and keep moving forward”, Rocky Balboa (2006 – Rocky Balboa)

Dalam terjemahan sederhana, quote di atas adalah “Kamu, atau siapa pun, akan terpukul oleh kerasnya kehidupan ini, Tapi ini bukan tentang seberapa keras kamu terpukul, ini tentang seberapa keras kamu bisa menerima pukulan dan terus bergerak maju”

Saya sangat terinspirasi sekali dengan quote tersebut sampai saat ini. Tokoh Rocky Balboa adalah salah satu favorit saya.

Kalimat ini menjadi salah satu panduan hidup saya “…ini bukan tentang seberapa keras kamu terpukul, ini tentang seberapa keras kamu bisa menerima pukulan dan terus bergerak maju”. Bahkan sampai sekarang dalam dunia kerja yang sudah saya jalani lebih dari 25 tahun.

Saya merefleksikan tulisan quote tersebut dengan jalan hidup saya, dan ada fase-fase di mana saya merasa gagal dan bisa bangkit, pada tulisan ini, saya bagi menjadi fase; masa kuliah, mulai kerja dan saat bekerja.

Fase 1: masa kuliah, merasa bodoh dan sendiri.

Saya kuliah di Universita Swasta di Jakarta, Jurusan Teknik, saat baru mulai kuliah, tentunya saat ini masih ada ospek – orientasi siswa baru yang cukup “menegangkan” dan setelah benar-benar kuliah, saya merasa kesulitan untuk mengikuti kuliah. Saya rasa saya cukup pintar, ternyata biasa-biasa saja….

Di awal-awal semester, saya berusaha belajar sendiri menguasai mata kuliah dan saya sadari bahwa sangat menantang karena berusaha sendiri. Setelah menjalani dua semester, saya akhirnya memutuskan mengusahakan yang terbaik agar bisa segera lulus.

Saya mengusahakan untuk bisa belajar dengan teman-teman yang pintar, yaitu yang memiliki IPK tinggi (indeks prestasi kumulatif). Dengan cara mencari tahu siapa saja yang memiliki nilai lulus A untuk matakuliah penting, setelah tahu namanya, saya ajak ngobrol, dan tanya apakah punya group belajar. Saya ikut belajar bersama dan mulai semester tiga dan seterusnya, saya menemukan ritme belajar dan bisa lulus kuliah dengan nilai cukup baik.

Fase 2: Mencari kerja, merasa tidak punya pilihan.

Setelah lulus kuliah, ternyata mencari kerja adalah tantangan berikutnya. Saya pernah berpikir, bahwa diluar sana sudah banyak perusahaan yang menunggu saya untuk bekerja dengan mereka, ternyata salah!

Surat lamaran kerja sudah banyak yang dikirim, interview kerja sudah banyak juga yang dilakukan, namun, panggilan kerja dari perusahaan-perusahaan tersebut sangat tidak pasti. Saya merasa kuatir tidak segera mendapatkan pekerjaan.  

Akhirnya, saya memutuskan untuk menerima yang menawarkan pertama, dan BRAVO! Saya bekerja sebagai sales team di perusahaan software, dan dalam masa 3 bulan selanjutnya, saya pindah kerja ke sebuah pabrik sebagai engineer.

Begitu memutuskan, maka akan datang pilihan sesuai yang kita inginkan.

Fase 3: Masa mengembangkan karir, merasa stuck dalam karir.

Saya bekerja keras di pabrik dan dalam waktu 6 tahun, saya menempati posisi Senior Engineer dari posisi awal Junior Engineer. Lalu, saya menginginkan posisi manajerial dan ternyata tidak bisa saya dapatkan di dalam pabrik, karena struktur organisasi di pabrik yang sangat ramping. Saya merasa stuck dalam pekerjaan saat itu, karena tidak ada pilihan untuk berkarir yang lebih tingg.

Lalu, saya memutuskan untuk mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan bidang saya – facility management. Saya kirimkan CV yang cukup banyak setiap minggu, banyak mengikuti interview dan akhirnya berhasil pindah, lalu saya melanjutkan karir di beberapa perusahaan sampai saat ini.

Refleksi Diri:


Saya merasa perjalanan karir saya tidak selalu mulus, ada perasaan gagal dan stuck dalam berkarir. Namun, saya berusaha untuk bangkit. Saya membuat target untuk diri sendiri dan membuat standar kesuksesan sendiri.

Semangat!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadapi Masalahmu! Mengatasi Masalah dengan Bijaksana

Saya suka kesal kalau mengalami resah karena ada masalah yang datang, pastinya, masalah bisa datang kapan saja dalam kehidupan sehari-hari. Dan masalah ini sangat bervariasi, bisa masalah di kantor terkait kurangnya komunikasi, masalah dengan keluarga terkait kesal dengan salah satu keluarga jauh, atau masalah keuangan mengenai pengeluaran yang dirasa tidak perlu. Yang bikin kesal sebenarnya perasaan resahnya, karena ternyata masalah ini datang tidak terduga, dan mengganggu pikiran. Ya, lalu mau bagaimana lagi? Akhirnya, masalah ini perlu dihadapi. Saya memiliki 5 teknik dalam menghadapi masalah ini: 1. Terapkan Go – No Go untuk masalah tersebut. Menurut saya, penerapan ini adalah bagian dari bersikap realistis terhadap masalah tersebut. Sebagai contoh:           - M asalah dengan saudara, misal perselisihan pendapat. Apakah perlu diselesaikan? Apakah bisa dibicarakan dulu? Apakah bisa dilupakan saja?           Untuk ha...

Rahasia Orang Sukses: Konsistensi adalah Kunci

Beberapa waktu kemarin, saya melihat link dari youtube ini mengenai Ray Kroc: https://www.youtube.com/watch?v=ocXP1pLeqLM , dalam video singkat ini, dia berbicara: “Now, I know what you're thinkin'. How the hell does a 52 year-old, over-the-hill milkshake machine salesman... build a fastfood empire with 16,000 restaurants, in 50 states, in 5 foreign countries... wtih an annual revenue of in the neighborhood of $700,000,000.00... One word... PERSISTENCE” Dalam Bahasa Indonesia: “Sekarang, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Bagaimana bisa seorang sales mesin milkshake berusia 52 tahun... membangun kerajaan makanan cepat saji dengan 16.000 restoran, di 50 negara bagian, di 5 negara asing... dengan pendapatan tahunan sekitar $700.000.000,00(700 juta dollar!). .. Satu kata... PERSISTENSI” Penjelasan singkat untuk Ray Kroc, dengan nama lengkap, Raymond Albert Kroc (5 Oktober 1902 – 14 Januari 1984) adalah seorang pengusaha Amerika. Ia memperoleh perusahaan makanan cepat saji Mc...

5 Skill Penting untuk Mengoptimalkan Perjalananmu

Ingin liburan yang lebih bermakna? 5 skill ini akan membantumu mengenal budaya dan masyarakat setempat lebih dalam. Menjelajah dengan optimal. Siapa sih yang nggak suka menjelajahi tempat-tempat baru dan merasakan pengalaman yang tak terlupakan? Tapi, untuk bisa menikmati perjalanan, kita butuh persiapan yang matang. Bukan cuma soal tiket dan paspor aja, ada beberapa skill penting yang harus dikuasai biar perjalananmu makin seru dan lancar. Kebetulan saya dan istri memiliki kesempatan untuk travelling di dalam dan di luar negri. Dan, istri saya sangat ahli dengan skill ini. Berikut 5 skill wajib yang harus dimiliki setiap traveler: 1. Master of Time Management: Jago Atur Waktu Traveling itu bukan cuma soal mengunjungi tempat wisata, tapi juga soal mengatur waktu dengan efektif. Perlu dilihat dan dipersiapkan dengan matang, waktu berangkat, waktu tunggu, waktu transit dan waktu menuju lokasi, baik itu hotel atau area wisata yang dituju. Pengaturan waktu perjalanan tanpa tour akan ...