Langsung ke konten utama

Keputusan dan Pertimbangan

Pernahkah merasa bahwa kita mengambil keputusan yang salah? Jika ya, lalu apa? Dibatalkan? Diteruskan? Tetap diputuskan tetapi diperbaiki?

Yah, bisa macam-macam hasilnya: yang pasti bisa dibatalkan, bisa diteruskan atau tetap diputuskan tetapi diperbaiki?

Lah, maksudnya apa sih? Hehehe….maksudnya, bahwa pengambilan keputusan dan sikap kita terhadap keputusan kita itu menggambarkan seberapa dewasa kita dalammenghadapi setiap permasalahan serta seberapa kita bertanggungjawab terhadap keputusan itu.

Ok, sebaiknya, kita pertimbangkan hal-hal ini sebelum memutuskan:

  • Resiko. Apakah keputusan yang akan diambil ini memiliki resiko?

Contohnya: jika memutuskan untuk pindah kerja, dari pekerjaan sekarang dengan posisi sudah permanen di staff level, menjadi posisi kontrak di manajerial level. Yang harus dipertimbangkan adalah:
-          Jika sudah berkeluarga: (yang utama): bagaimana asuransi? Apakah semua bisa ditanggung? Apakah lebih baik dari yang sekarang?
-          Jika masih single: apakah load kerja masuk akal? Apakah bisa memperluas wawasan (gaji lebih besar, tetapi pindah ke daerah yang susah untuk bertemu orang luar, mungkin akan baik jika gaji yang ditawarkan 3-4x lebih besar)

Lalu, bagaimana memutuskannya? Untuk resiko pertimbangkan:
-          Pastikan anda sanggup menghadapi semua resiko terburuk yang ada.
-          Anda yakin bahwa resiko tersebut sangat kecil terjadi dan jika terjadi, pasti bisa dihadapi


  • Hasil. Apakah hasilnya cukup memuaskan? Apakah mendapatkan sesuatu yang benar-benar sesuai atau melebihi yang diharapkan?

Sama saja pertanyaannya, bagaimana memutuskannya? pertimbangkan:
-          Memang hasil yang didapat akan sesuai (lebih baik),
-          Mungkin hasilnya biasa, tetapi ada hal lain yang anda yakin akan sangat bermanfaat buat anda


  • Konsultasi. Apakah sudah dikomunikasikan dengan orang terdekat? Apakah sudah dikomunikasikan dengan orang yang lebih berpengalaman?

Sebelumnya, pastikan orang yang anda ajak konsultasi adalah orang-orang yang mempunyai pikiran luas dan menerima ide-ide baru, lalu untuk hasil konsultasi, apa sih yang diharapkan?
-          Membuat kita makin yakin/tidak yakin dengan keputusan kita
-          Membuat mata kita terbuka dengan dunia luar. Hal ini berlaku jika kita mengambil keputusan yang mempunyai latar belakang yang sangat berbeda atau aktivitas yang sangat berbeda dengan yang kita lakukan saat ini. Sebaiknya dikonsultasikan dengan ahlinya.

Untuk para suami, sebagai pemimpin yang menjadi tulang punggung keluarga (jika istri tidak bekerja), saya sangat menyarankan untuk berkonsultasi dengan sesame professional. Karena pihak istri yang bekerja dirumah (kebanyakan) akan meminta anda untuk tetap bekerja ditempat yang sekarang (percaya deh)

Lalu, jika memutuskan untuk tetap bekerja ditempat yang sekarang, saat menolak pekerjaan di tempat yang baru, TOLONG untuk hindari kalimat: ISTRI SAYA TIDAK MENGIJINKAN SAYA PINDAH KERJA.
OMG!!! Untuk setiap orang yang mengatakan hal ini, saya instruksikan kepada team HR saya untuk menghilangkan database CV mereka. Karena hal ini menunjukkan mereka tidak professional.

Tunggu! Bukan berarti saya tidak setuju jika istri ikut campur dalam pengambilan keputusan yah, maksud saya, yang harus disampaikan keperusahaan adalah alasan professional, seperti: gaji tidak sesuai  harapan, karir saya diperusahaan sekarang lebih menjanjikan, bos saya menahan saya dan saya telah mendapatkan kenaikan, dsb.
· 

  • Tanggung Jawab. Apakah bisa mengerjakannya? Apakah bisa menanggung jika ada kesalahan?

Ini tidak perlu dibahas, jika anda mau maju, anda harus yakin anda bisa mempertanggungjawabkan segala hal.
Bahkan, anda juga bertanggung jawab untuk belajar lagi, selalu belajar untuk menjadi lebih baik. Menunggu di training perusahaan? NO! sekarang bukan jamannya lagi perusahaan melihat karyawan sebagai asset, karyawan harus menunjukkan mereka cukup baik sehingga perusahaan akan memberikan kompensasi lebih.


  • Yakin. Apakah tingkat keyakinan sudah tinggi? Apakah sudah dipertimbangkan segala hal di atas: resiko, hasil serta tanggung jawab.

Nah, ini yang sedikit (sedikit loooh….) karena kita tidak bisa mengetahui masa depan kita. Kita memutuskan hal-hal yang pada akhirnya kita tidak tahu hari esok (ingat, bahkan besok kita akan hidup atau tidak, kita tidak bisa pastikan hal ini)
Bagaimana untuk meyakinkan hati? Ya, jalan terakhir yaitu berdoa, serahkan semua pada Allah SWT (disesuaikan dengan agama masing-masing)
Yang pasti, Allah SWT akan menghargai orang-orang yang berusaha dan bekerja keras. Berdoa adalah untuk keyakinan diri sendiri.
Saya percaya, takdir ditentukan oleh Allah SWT, tetapi dengan bekerja keras serta berusaha untuk menjadi lebih baik, kita sudah menentukan takdir kita sendiri karena Allah SWT akan menolong orang-orang yang bekerja keras……husssh…agamis sekali….#wink

Maaf, bukan saya tidak mau terlalu religious, tetapi lihat lah diluar sana, KERJA KERAS adalah hal utama, banyak yang lupa berdoa, tidak ke tempat ibadah, memiliki agama yang berbeda-beda, bahkan tidak beragama.

Jika mereka bekerja keras, mereka bisa sukses. Mereka berusaha keras, bangkit lagi disetiap kegagalan, karena mereka telah membuat KEPUTUSAN dan mereka bertanggung jawab untuk KEPUTUSAN yang mereka buat.


Tentunya, keputusan yang dibuat tidak melulu mengenai kerja: anda memutuskan untuk hal-hal yang bersifat prinsip di diri anda. Anda memutuskan untuk selalu mencintai keluarga anda dengan memberikan yang terbaik, nah keputusan ini akan membuat anda bertanggung jawab untuk: memberikan sekolah yang terbaik untuk anak-anak, memastikan keluarga mendapatkan liburan yang berkesan, memastikan anak-anak mempunyai kenangan yang indah selama anda memimpin keluarga. Lalu, dengan tanggung jawab itu pula: anda harus memikirkan untuk mempunyai karir yang bagus sehingga memiliki pendapatan yang baik, untuk bisa memenuhi hal-hal tadi. Atau, anda berusaha untuk mendapatkan pendapatan lebih (apapun caranya, asal halal)
So? Anda siap mengambil keputusan? PUTUSKAN SEGERA!

Salam,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Utama Kehidupan Bahagia: Harapan Rendah dan Bersikap Stoik

Aturan utama kehidupan bahagia adalah harapan rendah. Jika Anda punya harapan tidak realistis, Anda akan merana sepanjang hidup. Anda sebaiknya punya harapan yang masuk akal Dan menerima hasil-hasil dalam hidup, baik Dan buruk, sebagaimana adanya dengan bersikap stoik. Charlie Munger, 98 tahun.    Kehidupan bahagia sering kali dianggap sebagai tujuan utama setiap individu dan secara umum, kita merasa bahagia jika mengalami hal-hal berikut:  1. Kebebasan Financial. 2. Kesehatan. 3. Hubungan yang sehat. 4. Keseimbangan hidup. 5. Ketenangan batin. Kebahagiaan tersebut bisa dicapai jika:  - Kita memiliki harapan yang masuk akal dan menerima segala hasil dalam hidup, baik itu baik maupun buruk, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.  - Sebaiknya, harapan yang tidak realistis hanya akan membawa penderitaan sepanjang hidup. T Tentunya untuk mencapai kebahagiaan tersebut wajib untuk diusahakan , sebagai contoh adalah: 1. Kebebasan Finansial: membu...

2 Cara Meningkatkan Manajemen Waktu untuk Mengembangkan Diri

Merasa sudah pakai to-do list, pasang reminder, tapi tetap aja hari terasa sibuk tanpa hasil? Mungkin yang kamu butuhkan bukan teknik baru—tapi kesadaran diri dan refleksi. Manajemen waktu sering diasosiasikan dengan alat bantu seperti to-do list, aplikasi produktivitas, atau teknik seperti Pomodoro. Namun, satu aspek yang sering diabaikan—padahal sangat fundamental—adalah self-awareness (kesadaran diri) dan refleksi diri. Tanpa dua hal ini, strategi dan alat terbaik sekalipun akan sulit memberikan hasil optimal.   Mengelola waktu bukan sekadar soal mengisi agenda, tapi tentang mengenal diri sendiri: apa yang penting bagimu, kapan kamu paling produktif, serta apa saja kebiasaan yang justru menyabotase waktumu.   1)       Mengenal Diri untuk Mengelola Waktu (Self-awareness). Self-awareness adalah kemampuan untuk memahami pola pikir, emosi, dan kebiasaan diri sendiri. Dalam konteks manajemen waktu, ini berarti kamu sadar: Kapan kamu palin...

Mengenal Filosofi 5S: Fondasi Efisiensi dan Produktivitas ala Jepang

Di bulan April 2025 kemarin, saya baru mendapatkan kesempatan mengunjungi Jepang di tiga kota: Tokyo, Osaka dan Kyoto. Hal yang sangat menarik perhatikan saya utamanya adalah kota-kota tersebut luar biasa bersih. Lalu, saya jadi teringat mengenai filosofi 5S yang berasal dari Jepang.    Filosofi 5S yaitu sebuah sistem manajemen tempat kerja yang berasal dari Jepang. Filosofi ini tidak hanya diterapkan di industri manufaktur, tetapi juga telah diadopsi di berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, perkantoran, dan bahkan rumah tangga.     5S menjadi terkenal karena kesederhanaannya yang mudah dipahami, tetapi memiliki dampak besar ketika diimplementasikan secara konsisten. Nama "5S" sendiri berasal dari lima istilah dalam bahasa Jepang yang dimulai dengan huruf "S": Seiri (Sort), Seiton (Set in Order), Seiso (Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain) Kelima prinsip ini bekerja secara sinergis untuk menciptakan lingkungan kerja yang ...