Langsung ke konten utama

Self-control saat berkomunikasi…



Pernah ga sih? Elo ngerasa kalau orang-orang itu bisa elo atur? Kalau bilang A dan B ke beberapa orang tertentu, merekea PASTI akan mengikuti yang kita katakan?

Ya! Gw sih pernah ngerasa seperti itu….senang sekali merasakan bahwa apa yang kita katakan kepada orang lain pasti di ikuti…gw merasa kalau gw itu sangat didengarkan oleh mereka itu.

Siapa sih orang-orang yang mau dengerin gw? Yang pasti (tadinya), gw pikir team gw (dikantor) itu akan ngikuti apapun yang gw bilang, anak-anak gw juga gitu, terus pasangan…

Tapi, lama-lama, setelah beberapa kali argument, ternyata mereka tidak benar-benar ngikutin apa yang gw bilang. Mereka itu akan ngikuti jika itu ada yang menguntungkan mereka:

Team (dikantor): mereka akan mengikuti jika mereka melihat bahwa kata-kata gw itu bisa jadi referensi jika mereka lagi bermasalah, jika bisa dijadikan tameng (escape plan) jika mereka salah langkah dan jika bisa dibalikkan lagi ke gw jika mereka mau terlihat lebih bagus atau mencapai prestasi.

Anak-anak: mereka akan mengikuti jika kata-kata gw itu menyenangkan buat mereka, tidak harus dipikirin, mereka mendapatkan sesuatu (hadiah pastinya) dan tidak harus di ingat-ingat (hehe…..paling males mereka kalo harus mengingat kata-kata gw)

Pasangan: mereka sama sih dengan team di kantor…..ya bener juga karena pasangan ini kan lebih ke partner of your life.

Nah, untuk kata-kata yang tidak mau di ikuti, akan langsung ditolak (oleh anak-anak dan pasangan pastinya), dengan alasan yang jelas dan tidak jelas. Yang pasti, langsung ditolak aja, dan untuk mempengaruhinya juga tidak gampang, ada yang bisa dipengaruhi dan mengikuti apa yang di inginkan, dan ada juga yang sama sekali tidak bisa dipengaruhi.

Buat gw, setelah sadar mengenai hal diatas, gw jadi kesel, karena gw mengharapkan bahwa kata-kata gw itu bisa bermanfaat dan menjadi hal-hal yang baik buat team, anak-anak dan pasangan. Bukan buat dijadikan alasan atau dijadikan perdebatan. Hal-hal yang gw katakan itu sudah dipikirkan dan baik buat mereka.

Nah dari perasaan kesel ini, (khususnya untuk anak-anak) gw jadi marah sama mereka dan berkata keras sama mereka serta jelas-jelas bilang kalau gw ga suka ide atau kata-kata gw tidak didengarkan….

Terus kepada team dan pasangan, pastinya tidak marah, hanya saja, membuat gw punya persepsi yang  berbeda kepada mereka dan juga buat gw lebih hati-hati. Kadang-kadang sih jadi bête juga sama mereka.

Nah, beberapa saat yang lalu, gw itu disadari oleh buku-buku, training serta diskusi dengan pasangan kalau ada hal-hal yang bisa kita atur (control) dan ada hal-hal yang tidak bisa kita atur.

§  Hal-hal yang bisa diatur: sikap kita (senang, sedih, tersenyum, bête) terhadap kejadian apapun di hidup kita.
§  Hal-hal yang tidak bisa diatur: sikap orang lain (senang, sedih, tersenyum, bête), jawaban orang lain, pendapat orang lain dan semua yang terkait dengan orang lain.

Terus bahwa rasa kesal, bête dan marah yang gw rasakan itu adalah perasaan negative yang akan mempengaruhi aktivitas dihari itu karena perasaan akan mempengaruhi pikiran dan akan berakibat pada apa yang dia kerjakan dihari itu menjadi jelek atau setidaknya, akan mempengaruhi kinerja di hari itu juga (hal ini berlaku pada orang-orang pada umumnya)

Dari hal-hal diatas, bagaimana menyikapinya? Apakah yang bisa dilakukan jika kita tidak bisa mempengaruhi mereka? Ya, kembali kepada kesadaran bahwa ada hal-hal yang diluar control dari kita.

Jadi yang gw lakukan adalah:

1)     Untuk menyadari bahwa kata-kata yang diucapkan ini adalah bersifat saran, penjelasan dan berbagi ilmu kepada mereka. Keputusan adalah ditangan mereka masing-masing
2)     Menyadari bahwa didalam pikiran mereka saat bereaksi (reaksi bagus atau jelek) mempunyai pikiran dan pengalaman yang tidak gw ketahui karena gw tidak bisa membaca pikiran mereka.
3)     Menerima apapun respond dari mereka dengan perasaan baik, senang dan positive.  
4)     Menjadikan respond negative sebagai pembelajaran mengenai subject tersebut dan pengenalan terhadap orang tersebut.

Ternyata, dengan melakukan perubahan seperti diatas, hidup gw menjadi lebih tenang, lebih focus dan lebih damai…J.

Tulisan ini adalah sebagai sharing karena menurut gw, perasaan positive dan kesadaran mengenai hal-hal yang bisa kita control ini adalah sangat penting dalam menyikapi hidup dan tentunya untuk menjadikan hidup lebih baik.

Note: oiya, hal-hal diatas itu berdasarkan pengalaman pribadi yah, dan gw juga sudah menerapkannya didalam kehidupan gw. 

Chase your excellence in you life!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayakan Milestone: Pencapaian di Usia 50 Tahun

Wow! Saya berusia 50 tahun hari ini! Saya bersyukur telah melewati berbagai pengalaman hidup, baik suka maupun duka. Pada kesempatan ini, saya menuliskan perjalanan hidup dengan menggunakan Wheel of Life, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Paul J. Meyer, seorang pengusaha, penulis, dan pembicara motivasi dari Amerika. Wheel of Life : Wheel of Life adalah sebuah visualisasi yang membagi kehidupan menjadi beberapa area kunci, seperti kesehatan, karier, hubungan, keuangan, dan lain-lain. Dengan memberikan skor pada setiap area, akan terlihat secara keseluruhan seberapa seimbang dan bahagia hidup kita. Berikut gambar dari wheel of life dengan area-area kuncinya: Berdasarkan wheel of life, berikut pencapaian saya di usia 50 tahun ini:  1.        Relationship: saya memiliki hubungan yang kuat dengan istri dan anak-anak saya. Hubungan saya sangat baik dengan istri yang secara terbuka saling bercerita dan saling mendukung kebutuhan kami berdua. Hubungan ...

Hadapi Masalahmu! Mengatasi Masalah dengan Bijaksana

Saya suka kesal kalau mengalami resah karena ada masalah yang datang, pastinya, masalah bisa datang kapan saja dalam kehidupan sehari-hari. Dan masalah ini sangat bervariasi, bisa masalah di kantor terkait kurangnya komunikasi, masalah dengan keluarga terkait kesal dengan salah satu keluarga jauh, atau masalah keuangan mengenai pengeluaran yang dirasa tidak perlu. Yang bikin kesal sebenarnya perasaan resahnya, karena ternyata masalah ini datang tidak terduga, dan mengganggu pikiran. Ya, lalu mau bagaimana lagi? Akhirnya, masalah ini perlu dihadapi. Saya memiliki 5 teknik dalam menghadapi masalah ini: 1. Terapkan Go – No Go untuk masalah tersebut. Menurut saya, penerapan ini adalah bagian dari bersikap realistis terhadap masalah tersebut. Sebagai contoh:           - M asalah dengan saudara, misal perselisihan pendapat. Apakah perlu diselesaikan? Apakah bisa dibicarakan dulu? Apakah bisa dilupakan saja?           Untuk ha...

Aktivitas Fisik untuk Mengurangi Stres: Manfaat Olahraga bagi Kesehatan Mental

Apakah kamu sering mengalami, pekerjaan di kantor yang bertumpuk, deadline yang sudah dekat serta masih baru 30% (bahkan belum mulai!). Pulang ke rumah dengan pikiran yang dipenuhi dengan tugas-tugas yang belum selesai, dan perasaan yang tegang dan gelisah. Saya sih, sering mengalami hal itu…. Jika saya memiliki banyak pikiran, kebetulan malah membuat badan menjadi Lelah, dan mudah tidur. Nah, sayangnya, saat bangun, pikiran-pikiran tadi masih ada. Bahkan tambah banyak, karena telah berganti hari dan masalah belum selesai. Untuk menghilangkan pikiran-pikiran tersebut, saya akan lakukan jogging di pagi hari minimal 30 menit. Saat berlari, saya akan fokus pada pernapasan dan gerakan tubuh. Pikiran-pikiran terkait pekerjaan akan menjadi terarah. Saya bisa melihat permasalahan secara gambaran besar, dan bisa memutuskan untuk memulai dari mana. Setelah lari, biasanya saya akan mendapatkan perasaan segar, berenergi dan positif untuk menyelesaikan masalah. Kok bisa ya? Kejadian di ata...