Langsung ke konten utama

Bagaimana saya membesarkan anak

Banyak hal-hal yang saya alami yang membuat saya berniat untuk memperbaiki cara saya mendidik anak saya agar menjadi pribadi yang baik, berbudi dan mandiri.
Hal-hal utama adalah:
Memastikan mereka menjadi pribadi yang sama dengan saya yaitu; berbahagia dengan memikirkan:
  • Saat membuka mata hari ini, artinya kita masih diberikan kesempatan untuk hidup. Bersyukurlah!
  • Yakinkan diri sendiri bahwa hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.
  • Tersenyum kepada siapa saja yang anda temui hari ini.
  • Bersikap baik kepada orang lain dan menyapa terlebih dulu
  • Membuat target-target kecil yang mudah tercapai dihari itu.
  • Berpikir positif.
  • Tidak memperdulikan pendapat orang lain. Kita yang berhak memikirkan dan menentukan apakah pendapat orang lain tersebut berguna untuk diri kita.
  • Menyadari bahwa setiap orang memiliki perangnya masing-masing
  • Membaca buku pengembangan diri, biografi tokoh dan/atau artikel.
  • Yakin bahwa Allah SWT mempunyai penilaian yang berbeda, yang tidak terbayangkan oleh manusia.
(*10 hal diatas sudah dituliskan sebelumnya, dan menurut saya, hal-hal tersebut adalah sangat baik sekali).

Lalu, saya juga selalu mengingatkan kepada mereka bahwa;
  1. Saya sebagai orang tua adalah manusia biasa yang bisa salah, jika salah agar diingatkan dan dikomunikasikan.
  2. Setiap keputusan yang mereka ambil, itu adalah menjadi 100% tanggung jawab mereka. Setiap tindakan selalu ada konsekuensinya.
  3. Beribadah adalah penting, tetapi lebih penting menjadi orang yang baik dan berguna bagi orang lain.
  4. Olah raga dan bela diri adalah wajib untuk dipelajari.
  5. Bercita-citalah setinggi langit, bermimpi besar, lalu dipikirkan dengan matang bagaimana untuk mencapainya.

Dengan anak-anak remaja saya ini, tantangan terbesar adalah memposisikan saya sebagai teman mereka yang dapat bercanda, dimarahi dan didengarkan. Juga, saya perlu untuk menyampaikan kekesalan dan kemarahan saya dalam bentuk penyampaian yang lembut, kalem dan terbuka untuk menerima pendapat dari mereka.

Buat saya, terpenting adalah menjadi orang tua yang selalu santai dan dapat menerima apapun keputusan dari mereka. Jika salah, cukup mengingatkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

Saya sangat bersyukur bisa mendampingi mereka merayakan ulang tahun dengan teman-teman mereka, bertemu dengan teman-teman mereka secara santai tanpa ada batasan.

Tahun 2017, saya merasakan hal-hal luar biasa dalam proses pengembangan diri saya, tahun 2018 ini, saya akan selalu belajar, belajar dan belajar untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi orang lain.

Chase Excellence, Always!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Utama Kehidupan Bahagia: Harapan Rendah dan Bersikap Stoik

Aturan utama kehidupan bahagia adalah harapan rendah. Jika Anda punya harapan tidak realistis, Anda akan merana sepanjang hidup. Anda sebaiknya punya harapan yang masuk akal Dan menerima hasil-hasil dalam hidup, baik Dan buruk, sebagaimana adanya dengan bersikap stoik. Charlie Munger, 98 tahun.    Kehidupan bahagia sering kali dianggap sebagai tujuan utama setiap individu dan secara umum, kita merasa bahagia jika mengalami hal-hal berikut:  1. Kebebasan Financial. 2. Kesehatan. 3. Hubungan yang sehat. 4. Keseimbangan hidup. 5. Ketenangan batin. Kebahagiaan tersebut bisa dicapai jika:  - Kita memiliki harapan yang masuk akal dan menerima segala hasil dalam hidup, baik itu baik maupun buruk, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.  - Sebaiknya, harapan yang tidak realistis hanya akan membawa penderitaan sepanjang hidup. T Tentunya untuk mencapai kebahagiaan tersebut wajib untuk diusahakan , sebagai contoh adalah: 1. Kebebasan Finansial: membu...

2 Cara Meningkatkan Manajemen Waktu untuk Mengembangkan Diri

Merasa sudah pakai to-do list, pasang reminder, tapi tetap aja hari terasa sibuk tanpa hasil? Mungkin yang kamu butuhkan bukan teknik baru—tapi kesadaran diri dan refleksi. Manajemen waktu sering diasosiasikan dengan alat bantu seperti to-do list, aplikasi produktivitas, atau teknik seperti Pomodoro. Namun, satu aspek yang sering diabaikan—padahal sangat fundamental—adalah self-awareness (kesadaran diri) dan refleksi diri. Tanpa dua hal ini, strategi dan alat terbaik sekalipun akan sulit memberikan hasil optimal.   Mengelola waktu bukan sekadar soal mengisi agenda, tapi tentang mengenal diri sendiri: apa yang penting bagimu, kapan kamu paling produktif, serta apa saja kebiasaan yang justru menyabotase waktumu.   1)       Mengenal Diri untuk Mengelola Waktu (Self-awareness). Self-awareness adalah kemampuan untuk memahami pola pikir, emosi, dan kebiasaan diri sendiri. Dalam konteks manajemen waktu, ini berarti kamu sadar: Kapan kamu palin...

Mengenal Filosofi 5S: Fondasi Efisiensi dan Produktivitas ala Jepang

Di bulan April 2025 kemarin, saya baru mendapatkan kesempatan mengunjungi Jepang di tiga kota: Tokyo, Osaka dan Kyoto. Hal yang sangat menarik perhatikan saya utamanya adalah kota-kota tersebut luar biasa bersih. Lalu, saya jadi teringat mengenai filosofi 5S yang berasal dari Jepang.    Filosofi 5S yaitu sebuah sistem manajemen tempat kerja yang berasal dari Jepang. Filosofi ini tidak hanya diterapkan di industri manufaktur, tetapi juga telah diadopsi di berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, perkantoran, dan bahkan rumah tangga.     5S menjadi terkenal karena kesederhanaannya yang mudah dipahami, tetapi memiliki dampak besar ketika diimplementasikan secara konsisten. Nama "5S" sendiri berasal dari lima istilah dalam bahasa Jepang yang dimulai dengan huruf "S": Seiri (Sort), Seiton (Set in Order), Seiso (Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain) Kelima prinsip ini bekerja secara sinergis untuk menciptakan lingkungan kerja yang ...