Filosofi 5S yaitu sebuah sistem manajemen tempat kerja yang
berasal dari Jepang. Filosofi ini tidak hanya diterapkan di industri
manufaktur, tetapi juga telah diadopsi di berbagai sektor seperti kesehatan,
pendidikan, perkantoran, dan bahkan rumah tangga.
5S menjadi terkenal karena kesederhanaannya yang mudah
dipahami, tetapi memiliki dampak besar ketika diimplementasikan secara
konsisten. Nama "5S" sendiri berasal dari lima istilah dalam bahasa
Jepang yang dimulai dengan huruf "S":
- Seiri (Sort),
- Seiton (Set in Order),
- Seiso (Shine),
- Seiketsu (Standardize), dan
- Shitsuke (Sustain)
Kelima prinsip ini bekerja secara sinergis untuk menciptakan
lingkungan kerja yang teratur, bersih, aman, dan efisien.
Asal Usul 5S
Filosofi 5S berakar dari **Toyota Production System (TPS)**,
yang dikembangkan oleh Toyota pasca Perang Dunia II. Saat itu, Jepang
menghadapi keterbatasan sumber daya dan perlu membangun kembali industri mereka
dengan cepat. Toyota, di bawah bimbingan **Taiichi Ohno** dan **Shigeo
Shingo**, menciptakan sistem ini untuk meminimalkan pemborosan (waste) dan
meningkatkan produktivitas.
Awalnya, 5S digunakan di lantai produksi untuk memastikan
bahwa setiap alat, bahan, dan dokumen berada di tempat yang tepat, sehingga
pekerja tidak membuang waktu mencari atau membersihkan area kerja. Namun,
seiring waktu, 5S berkembang menjadi budaya organisasi yang mencakup semua
aspek kerja, dari manajemen hingga operasional harian.
Mengapa 5S Penting?
1. Meningkatkan Efisiensi. Dengan menerapkan 5S, waktu yang
biasanya terbuang untuk mencari alat atau dokumen dapat dikurangi secara
signifikan. Misalnya, di sebuah pabrik, pekerja bisa menghabiskan 10-15 menit
sehari hanya untuk mencari peralatan. Dengan 5S, waktu ini dapat dipangkas
hingga 80%.
2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman. Area kerja yang rapi dan bersih mengurangi risiko kecelakaan, seperti tersandung, tergelincir, atau tertimpa barang. Di Jepang, penerapan 5S telah menurunkan angka kecelakaan kerja hingga **60%** dalam beberapa dekade terakhir.
3. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan. Ketika segala sesuatu tertata dengan baik, kesalahan manusia (human error) dapat diminimalkan. Contohnya, di rumah sakit, penerapan 5S membantu mengurangi kesalahan dalam pemberian obat atau penggunaan alat medis.
4. Membangun Disiplin dan Kebanggaan Kerja.5S bukan hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga tentang membangun mental disiplin. Ketika karyawan terbiasa bekerja di lingkungan yang teratur, mereka cenderung lebih bangga terhadap pekerjaan mereka dan lebih termotivasi untuk menjaga standar tersebut.
5. Dasar untuk Penerapan Lean Manufacturing dan Continuous
Improvement. 5S adalah langkah pertama dalam penerapan metodologi **Lean** dan
**Kaizen** (perbaikan berkelanjutan). Tanpa 5S, upaya untuk menerapkan sistem
yang lebih kompleks seperti Six Sigma atau Total Productive Maintenance (TPM)
akan sulit berhasil.
Prinsip Dasar 5S
1. Seiri (Sort): Memilah yang Perlu dan Tidak Perlu.
- Membuang barang
yang tidak digunakan atau sudah rusak.
- Hanya menyimpan
apa yang benar-benar dibutuhkan.
2. Seiton (Set in Order): Menata dengan Rapi
- Menetapkan tempat
khusus untuk setiap barang.
- Menggunakan
label, rak, atau shadow board untuk memudahkan identifikasi.
3. Seiso (Shine): Membersihkan dan Memeriksa
- Rutin
membersihkan area kerja.
- Memeriksa
kerusakan atau potensi masalah selama proses pembersihan.
4. Seiketsu (Standardize): Membuat Standar
- Membuat prosedur
tetap untuk tiga S pertama.
- Memastikan semua
orang memahami dan mengikuti standar yang sama.
5. Shitsuke (Sustain): Mempertahankan Disiplin
- Melakukan audit
rutin.
- Menjadikan 5S
sebagai budaya, bukan sekadar program sesaat.
5S dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari filosofi 5S di atas, kita dapat menerapkannya dalam
keseharian, seperti:
- Seiri: kita bisa menerapkan di rumah seperti, membersihkan lemari pakaian dan menyumbang baju yang tidak terpakai, atau di kantor seperti memastikan meja dalam kondisi bersih.
- Seiton: di rumah seperti, menyimpan peralatan dapur di tempat yang mudah dijangkau, atau di kantor dengan menyimpan alat tulis di tempatnya.
- Seiso: di rumah seperti, rutin menyapu dan mengepel lantai atau di kantor rutin membersihkan meja sebelum pulang.
- Seiketsu: di rumah seperti membuat jadwal bersih-bersih keluarga atau di kantor membuatkan jadwal cleaning day bersama team.
- Shitsuke: di rumah seperti membiasakan seluruh anggota rumah tangga untuk disiplin menjaga kerapian atau di kantor melakukan inspeksi bersama terkait kebersihan kantor.
Kesimpulan
5S adalah filosofi sederhana namun powerful yang dapat
mentransformasi cara kita bekerja dan hidup. Kunci keberhasilannya terletak
pada konsistensi dan komitmen—bukan sebagai proyek satu kali, tetapi
sebagai budaya yang terus dipupuk.
Dengan menerapkan filosofi ini dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan oleh semua orang, maka akan menjadikan lingkungan sekitar menjadi bersih dan teratur yang akhirnya menuju ke kota yang lebih bersih dan teratur. Akhirnya, saya yakin bahwa salah satu faktor penting dari kebersihan kota adalah penerapan filosofi 5S yang dilakukan oleh hampir semua masyarakat Jepang.
Mari kita mulai dari hal kecil hari ini, dan rasakan perbedaannya!
Komentar
Posting Komentar