Langsung ke konten utama

Financial Planning

Saya merencanakan pengeluaran dan tabungan saya. Maklum, masih karyawan, pendapatan per bulannya sudah pasti, pasti habis!!!! (hahaha…) karena saking pastinya itu, saya mempunyai banyak konsep uji coba yang dilakukan selama saya bekerja sampai saat ini. Konsep sekarang pun pastinya akan berubah lagi, karena masih mencari mode konsep terbaik.

Pada dasarnya saya menjadi menjadi 3 bagian, yaitu:
1)     Sedekah, sebagai muslim (uhuk ini baru sedekah aja loh…yang lain saya masih berusaha untuk mengikuti ajarannya J), saya menyedekahkan minimal 2,5% dari pendapatan bulanan saya, sekarang ini masih dalam bentuk transfer secara rutin ke rekening masjid tertentu didekat rumah saya. Investasi akhirat sih katanya…..percaya ga percaya, tapi saya percaya
Ada cerita juga sih, kenapa jadinya percaya….
Dulu, saya masih males-malesan untuk transfer ke masjid ini, emang sih hanya 2,5% dari total, atau jika gajinya Rp 10 Juta, hanya transfer Rp 250 ribu. Tapi, namanya cowok keren (loohhh….) 250 ribu kan bisa jadi baju satu, atau mending buat nonton, dll sebagainya….nah, saya pakailah untuk keperluan saya itu (hehehe….biasanya ya nonton)

Tapi yang sering terjadi, pada bulan tersebut, saya harus mengeluarkan biaya tak terduga, macem-macem, rusak mobil, rusak rumah, apa lah, yang terakhir yang masih sangat jelas itu, saya nabrak motor, mau masuk parkir belok kanan, eh ada motor yang nyelonong, jadinya dia nabrak, tapi alasannya, saya ga kasih sen kanan, jadi dia ga liat….apesnya lagi, dia polisi! (males banget…sumpah!!!) nah, jadilah, urus ini, urus itu, ganti part motor nya….habis 1,5 juta
Sejak itu yaa….saya selalu sisihkan uang sedekah saya ini pas terima gaji, pas uang gaji masuk rekening, langsungggg saya transfer

Sampai sekarang, Alhamdulillah, saya merasa bersyukur bisa bersedekah dan semoga pendapatan saya diridhoi…aaamiiin.
2)     Tabungan, nah tabungan ini yang susah banget untuk disiplin, apalagi saya cukup kreatif untuk memanfaatkan uang nganggur (boros maksudnya…xixixi). Beberapa konsep saya pernah coba, seperti: buka rekening terpisah, investasi reksa dana, deposito, dll yang semuanya akhirnya habis terpakai juga….(parah deh….)

Saat ini, konsep yang saya sarankan adalah dengan menggunakan tabungan yang memotong langsung dari rekening (kalau di CIMB NIaga, tabungan mapan, atau Bank Mega: tabungan mega dana….) dan ini cukup berjalan lancer karena mengikat selama 3 tahun. Tentunya, masalah akan timbul jika sudah selesai 3 tahun, dana cair dan saya tidak tahan untuk menggunakannya (dasarrrr……..)
Rencana saya sih, untuk langsung memasukkan kedalam deposito dan mengikuti program baru lagi untuk 3 tahun berikutnya
O iya….menurut ilmu keuangan, pastikan anda menabung minimal 10% dari pendapatan anda setiap bulannya. Dan mempunyai dana darurat untuk 6 bulan gaji kedepan untuk berjaga-jaga. Atau punya emas 100 gr dan bersertifikat…..jadi mudah dicairkan…..

3)     Pengeluaran Rutin, ini nih yang pasti-pasti….pasti habis maksudnya J untuk memastikan semua pengeluaran rutinnya bisa terbayarkan, harus didaftarkan pengeluaran rutinnya. Seperti: uang listrik, uang sekolah, uang parkir, uang makan, bahkan untuk uang hura-hura….semua ini harus dituliskan di awal bulan dan dipastikan dikeluarkan sesuai yang telah ditulis.
Kalau di kantor, istilahnya, budgeting: pengeluaran per bulan per tahun di data didalam sesuatu aplikasi keuangan dan di monitor setiap bulannya untuk tim finance. Jika melebihi budget, ditanya dan dimarahi, jika kurang budget, ditanya dan dimarahi (juga??? Ga jelas dey)
Yang jelas sih, kita harus memiliki akurasi yang cukup tinggi dalam merancang pengeluaran kita (kalau dikantor) tapi untuk diri sendiri, setidaknya, kita memiliki dasar dalam mengeluarkan uang kita setiap bulannya.




Lalu, setelah dibuatkan kategori ini, apakah sudah cukup? Ya belum laaah, hidup ga semudah itu kawan!!! (hehe…) ada hal-hal lagi yang harus dipenuhi, yaitu: DISIPLIN, emang bener! Harus disiplin dalam melakukan 3 hal diatas, disiplin catat, disiplin check, disiplin menahan diri dan DISIPLIN MELAKUKAN.
Ini seperti bikin program latihan yang harus kita ikuti sendiri, jika mau tetap sehat, nah semua resiko ditanggung sendiri, tetapi jika hasil bagus, kita juga akan senang menikmatinya



Yang harus dihindari ya ini:
  • Kartu kredit, sumpah deh, jangan pernah tergoda pakai kartu kredit, ini setan banget (buat kalangan yang mudah tergoda tentunya) dan terus terang, saya aja masih ga tahan pakainya. Awalnya buat dokter (reimburse) karena didompet, jadi buat baju, makan, dll. Sebaiknya gunakan sesuai budget dan langsung gantikan jika terpakai. Bisa bagus jika banyak diskon, hanya saja, setelah belanja, segera bayarkan jadi tidak kena bunga
  • Hang out, coba-coba tempat baru, nah ini nih….susah tapi butuh….hehe atur sendiri aja deh (saya juga masih bingung) yang pasti, harus disiplin. Kalau perlu dibuatkan anggarannya
Silahkan mencoba, cerita-cerita yaa dari teman-teman bagaimana mengatur keuangannya
Created: 09 Mar 13

Note: this blog been written based on request of my best friend in Surabaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Utama Kehidupan Bahagia: Harapan Rendah dan Bersikap Stoik

Aturan utama kehidupan bahagia adalah harapan rendah. Jika Anda punya harapan tidak realistis, Anda akan merana sepanjang hidup. Anda sebaiknya punya harapan yang masuk akal Dan menerima hasil-hasil dalam hidup, baik Dan buruk, sebagaimana adanya dengan bersikap stoik. Charlie Munger, 98 tahun.    Kehidupan bahagia sering kali dianggap sebagai tujuan utama setiap individu dan secara umum, kita merasa bahagia jika mengalami hal-hal berikut:  1. Kebebasan Financial. 2. Kesehatan. 3. Hubungan yang sehat. 4. Keseimbangan hidup. 5. Ketenangan batin. Kebahagiaan tersebut bisa dicapai jika:  - Kita memiliki harapan yang masuk akal dan menerima segala hasil dalam hidup, baik itu baik maupun buruk, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.  - Sebaiknya, harapan yang tidak realistis hanya akan membawa penderitaan sepanjang hidup. T Tentunya untuk mencapai kebahagiaan tersebut wajib untuk diusahakan , sebagai contoh adalah: 1. Kebebasan Finansial: membu...

2 Cara Meningkatkan Manajemen Waktu untuk Mengembangkan Diri

Merasa sudah pakai to-do list, pasang reminder, tapi tetap aja hari terasa sibuk tanpa hasil? Mungkin yang kamu butuhkan bukan teknik baru—tapi kesadaran diri dan refleksi. Manajemen waktu sering diasosiasikan dengan alat bantu seperti to-do list, aplikasi produktivitas, atau teknik seperti Pomodoro. Namun, satu aspek yang sering diabaikan—padahal sangat fundamental—adalah self-awareness (kesadaran diri) dan refleksi diri. Tanpa dua hal ini, strategi dan alat terbaik sekalipun akan sulit memberikan hasil optimal.   Mengelola waktu bukan sekadar soal mengisi agenda, tapi tentang mengenal diri sendiri: apa yang penting bagimu, kapan kamu paling produktif, serta apa saja kebiasaan yang justru menyabotase waktumu.   1)       Mengenal Diri untuk Mengelola Waktu (Self-awareness). Self-awareness adalah kemampuan untuk memahami pola pikir, emosi, dan kebiasaan diri sendiri. Dalam konteks manajemen waktu, ini berarti kamu sadar: Kapan kamu palin...

Mengenal Filosofi 5S: Fondasi Efisiensi dan Produktivitas ala Jepang

Di bulan April 2025 kemarin, saya baru mendapatkan kesempatan mengunjungi Jepang di tiga kota: Tokyo, Osaka dan Kyoto. Hal yang sangat menarik perhatikan saya utamanya adalah kota-kota tersebut luar biasa bersih. Lalu, saya jadi teringat mengenai filosofi 5S yang berasal dari Jepang.    Filosofi 5S yaitu sebuah sistem manajemen tempat kerja yang berasal dari Jepang. Filosofi ini tidak hanya diterapkan di industri manufaktur, tetapi juga telah diadopsi di berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, perkantoran, dan bahkan rumah tangga.     5S menjadi terkenal karena kesederhanaannya yang mudah dipahami, tetapi memiliki dampak besar ketika diimplementasikan secara konsisten. Nama "5S" sendiri berasal dari lima istilah dalam bahasa Jepang yang dimulai dengan huruf "S": Seiri (Sort), Seiton (Set in Order), Seiso (Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain) Kelima prinsip ini bekerja secara sinergis untuk menciptakan lingkungan kerja yang ...