Langsung ke konten utama

Evaluasi Diri….

Di tahun 2012 dan 2013 ini banyak kejadian yang membuat saya harus melakukan evaluasi diri, dan ternyata evaluasi diri sendiri itu susah!!....serius beneran….:)
Mungkin untuk sebagian orang lain, evaluasi diri itu mudah ya, tidak lihat yang menurut kita negative, lalu kita buatkan rencana perbaikan dan dilakukan….well….seandainyaaa semudah itu
Ok, saya ngaku nih, untuk evaluasi diri saya sendiri, banyak hal yang saya sendiri tidak setuju….halah….masa bisa?
Ya, contohnya begini:
·         Menjadi lebih baik. Saya masih punya perasaan: masa harus lebih baik? Sudah kurang baik apalagi? Perasaan setiap hari sudah melakukan perbaikan deh…
·         Melakukan kebiasaan baik. Serius? Wah, saya sudah melakukan kebiasaan baik loh, setiap hari, menyapa, tersenyum, bekerja dengan baik dan semua hal baik lainnya.
·         Selalu positive. Wow, saya kurang positive apa lagi? Semua saya lihat segi  positive nya, hal-hal operasional (kantor) yang bolong-bolong, bisa dilihat positivenya dan dibuatkan rencana perbaikan, dan lain-lain
Tuh kan, susah jadinya. Karena apa sih? Kalau saya sih bilangnya, itu namanya rasa SOMBONG:
§  Merasa lebih baik dari yang lain
§  Merasa benar terus
§  Merasa sudah banyak berbagi
§  Tidak menyadari sikap sendiri dilihat dari mata orang lain
§  MERASA LEBIH -> Sombong
Nah, apa resikonya? Ini pengalaman pribadi loh…hehe
®    Terlambat. Jika terlambat menyadarinya, banyak hal-hal negative yang akan terjadi. Misal: kinerja menurun, komunikasi jadi jelek, hubungan dengan client menjadi buruk, dan lain-lainnya.
®    Kehilangan. Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi adalah kehilangan, apapun itu, bisa jadi pekerjaan, orang yang disayangi, prospect dan sebagainya.
®      Mulai dari awal. Ini adalah yang terberat. Kenapa berat? Karena setelah menyadari semua terlambat dan telah kehilangan, kita harus memulai semua dari awal berdasarkan hal-hal yang kita sadari SEHARUSNYA kita TIDAK lakukan dari awal.
Selanjutnya, ya, harus dijalani, pasti disesali, dipelajari dan DIPASTIKAN DIMASA DEPAN AKAN MELAKUKAN APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN….
Weits, keren tuh….pertanyaannya sih Cuma satu: apaan tuh? Melakukan apa yang seharusnya dilakukan:
Dalam satu kalimat: apa yang kita lakukan sekarang adalah apa yang kita harapkan orang lain melakukan untuk kita
Jika dituliskan lebih detail adalah sebagai berikut:
1)     Professional
a.     Bekerja lebih baik. Dengan harapan bahwa team kita akan bekerja lebih baik juga buat kita.
b.     Mendukung team. Dengan harapan bahwa team kita akan mendukung kita.
c.     Memberikan sikap positive
d.     Ber empati
2)     Pribadi & Keluarga
a.     Perhatian lebih banyak
b.     Menyatakan perasaan lebih banyak
c.     Loyal
d.     Jujur
Penyesalan itu selalu datang terlambat, ya, benar sekali. Tetapi dalam hidup ini, semua kejadian adalah proses belajar. Tinggal dari kita yang menentukan cara belajarnya.
a)     Belajar dengan mengikuti aturan dan petunjuk yang ada. Diharapkan hidup akan lancar, aman, sejahtera dan nyaman
b)   Belajar secara keras. Yaitu, harus menghadapi segala persoalan dan masalah yang terjadi karena kita terlalu sombong terhadap diri sendiri serta orang lain.
Yang pasti, untuk point b) adalah yang berat, tetapi, banyak orang-orang yang harus diajari dengan cara keras, sehingga akan teringat selalu dan sadar bahwa jika mau menjadi lebih baik, lakukan evaluasi diri dengan memastikan apa yang kita lakukan adalah sesuai dengan yang kita harapkan orang lain melakukan nya untuk kita.

Quote ini sebagai pengingat: so, MULAI SEKARANG UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DIRI SEBELUM KEHILANGAN

Salam,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayakan Milestone: Pencapaian di Usia 50 Tahun

Wow! Saya berusia 50 tahun hari ini! Saya bersyukur telah melewati berbagai pengalaman hidup, baik suka maupun duka. Pada kesempatan ini, saya menuliskan perjalanan hidup dengan menggunakan Wheel of Life, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Paul J. Meyer, seorang pengusaha, penulis, dan pembicara motivasi dari Amerika. Wheel of Life : Wheel of Life adalah sebuah visualisasi yang membagi kehidupan menjadi beberapa area kunci, seperti kesehatan, karier, hubungan, keuangan, dan lain-lain. Dengan memberikan skor pada setiap area, akan terlihat secara keseluruhan seberapa seimbang dan bahagia hidup kita. Berikut gambar dari wheel of life dengan area-area kuncinya: Berdasarkan wheel of life, berikut pencapaian saya di usia 50 tahun ini:  1.        Relationship: saya memiliki hubungan yang kuat dengan istri dan anak-anak saya. Hubungan saya sangat baik dengan istri yang secara terbuka saling bercerita dan saling mendukung kebutuhan kami berdua. Hubungan ...

Hadapi Masalahmu! Mengatasi Masalah dengan Bijaksana

Saya suka kesal kalau mengalami resah karena ada masalah yang datang, pastinya, masalah bisa datang kapan saja dalam kehidupan sehari-hari. Dan masalah ini sangat bervariasi, bisa masalah di kantor terkait kurangnya komunikasi, masalah dengan keluarga terkait kesal dengan salah satu keluarga jauh, atau masalah keuangan mengenai pengeluaran yang dirasa tidak perlu. Yang bikin kesal sebenarnya perasaan resahnya, karena ternyata masalah ini datang tidak terduga, dan mengganggu pikiran. Ya, lalu mau bagaimana lagi? Akhirnya, masalah ini perlu dihadapi. Saya memiliki 5 teknik dalam menghadapi masalah ini: 1. Terapkan Go – No Go untuk masalah tersebut. Menurut saya, penerapan ini adalah bagian dari bersikap realistis terhadap masalah tersebut. Sebagai contoh:           - M asalah dengan saudara, misal perselisihan pendapat. Apakah perlu diselesaikan? Apakah bisa dibicarakan dulu? Apakah bisa dilupakan saja?           Untuk ha...

Aktivitas Fisik untuk Mengurangi Stres: Manfaat Olahraga bagi Kesehatan Mental

Apakah kamu sering mengalami, pekerjaan di kantor yang bertumpuk, deadline yang sudah dekat serta masih baru 30% (bahkan belum mulai!). Pulang ke rumah dengan pikiran yang dipenuhi dengan tugas-tugas yang belum selesai, dan perasaan yang tegang dan gelisah. Saya sih, sering mengalami hal itu…. Jika saya memiliki banyak pikiran, kebetulan malah membuat badan menjadi Lelah, dan mudah tidur. Nah, sayangnya, saat bangun, pikiran-pikiran tadi masih ada. Bahkan tambah banyak, karena telah berganti hari dan masalah belum selesai. Untuk menghilangkan pikiran-pikiran tersebut, saya akan lakukan jogging di pagi hari minimal 30 menit. Saat berlari, saya akan fokus pada pernapasan dan gerakan tubuh. Pikiran-pikiran terkait pekerjaan akan menjadi terarah. Saya bisa melihat permasalahan secara gambaran besar, dan bisa memutuskan untuk memulai dari mana. Setelah lari, biasanya saya akan mendapatkan perasaan segar, berenergi dan positif untuk menyelesaikan masalah. Kok bisa ya? Kejadian di ata...